Text
Desain dan Implementasi : Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu faktor yang diduga penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya kompetensi pendidik dalam menggali potensi peserta didik Para pendidik cenderung memaksakan kehendaknya tanpa memperhatikan potensi, kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik. Guru/Pendidik seharusnya memperhatikan kebutuhan peserta didik, bukan memaksakan sesuatu yang membuat peserta didik kurang nyaman belajar. Proses pendidikan yang baik adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk kreatif. Sistem Pendidikan kita saat ini cenderung menghasilkan manusia robot yangrnrnmengorbankan keutuhan, kurang seimbangnya antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilakurnrnbelajar yang "merasa" (afektif) Unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adalah disintegrasi Padahal belajar tidak hanya berpikir Pendidikan kita cenderung menganut sistem pendidikan "top-down" (istilah Paulo Freire) Sistem pendidikan seperti itu tidak memberi kesempatan kreatif kepada peserta didik Peserta didik dianggap manusia pasif yang tidak banyak tahu apa-apa. Guru sebagai pemberi dan mengarahkan peserta didik untuk menghafal secara mekanis tentang apa isi pelajaran yang diceritakan. Guru sebagai pengisi dan peserta didik sebagai yang diisi. Otak peserta didik dipandang sebagai "save of deposit box dimana pengetahuan guru ditransfer Peserta didik hanya menampung apa yang disampaikan guru. Guru sebagai subjek dan siswa sebagai objek Model pendidikan seperti ini berpotensi menindas peserta didikrnrnDunia pendidikan kita "sakit". Pendidikan yang "sakit itu disebabkan karena pendidikan yang seharusnya membuat manusia "menjadi manusia, tetapi dalam praktiknya menyimpang dari konsep semula. Pendidikan sering tidak memanusiakan manusia seperti terjadinya "banyak kekerasan diberbagai aspek kehidupan" Kepribadian manusia cenderung direduksi oleh sistem pendidikan yang multi sistem yang akhirnya multi masalah pendidikan tidak terelakkan Model pendidikan yang demikian hanya untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Manusia dianggap sebagai objek. Hal ini merupakan fenomena yang bertolak belakang dari visi humanisasi, hal demikian menyebabkan manusia tercerabut dari akar budayanya. Oleh karena itu strategi pendidikan di Indonesia harus terlebur dalam "strategi kebudayaan bangsa sendiri" yang diimplementasikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).rnrnKehadiran Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk membantu guru/pendidik memperbaiki mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalitas guru, meningkatkan rasa percaya diri guru, yang memungkinkan guru aktif mengembangkan pengetahuan, dan keterampilannya. Dengan melakukan PTK, guru/pendidik terlatih menulis, dan berkontribusi positif bagi guru yang akan naik pangkat. Regulasi Menpan RB terkini mewajibkan guru membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk PTK PTK bernuansa signifikan meningkatkan profesionalisme guru mengajar.rnrnImplementasi PTK membawa misi memperbaiki konsep pembelajaran di kelas PTK merupakan salah satu upaya dalam berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. PTK dilakukan dalam kelas merupakan rangkaian "Penelitian-Tindakan yang dilakukan secara siklus dalam rangka memecahkan masalah sampai ditemukannya solusi yang akurat. PTK sebagai penelitian reflektif dilakukan oleh guru sendiri. Hasilnya dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya. PTK sebagai penelitian reflektif dilakukan dengan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan professional pembelajaran di kelasrnrnImplementasi PTK bertujuan memperbaiki proses pembelajaran di kelas, memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan pendidik dan peserta didik dalam upaya memecahkan masalah-masalah pembelajaran di sekolah dengan tujuan meningkatkan serta memperbaiki praktek pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan dan pencapaian tujuan pendidikan nasional."
B00877 | 370.72 HAM d | (300) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain