Text
Kesalehan Sosial di Balik Ketaatan Ritual
Banyak aspek sosial dari kehidupan kita tidak lagi menjadi perhatian agama Agama menjadi sangat kerdil dan hanya menjadi salah satu mata pelajaran sekola atau hanya menjadi pengisi salah satu acara televisi. Kebanyakan guru agama hanya fasih bicara soal-soal akidah dan ibadah dalam pengertian tata cara mengatur hubungan hamba dengan Tuhannya. Sedangkan hubungan hamba dengan sesama dan masyarakatnya huput dari agenda kerja mereka.rnrnBuku Kesalehan Sosial di Balik Ketaatan Ritual, membahas Rukun Islam dengan pemaknaan dan pendekatan sosial. Tujuannya adalah agar tumbuh kesadaran bahwa di balik setiap Rukun Islam terkandung makna-makna penting bagi terciptanya kesalehan sosial. Ketaatan seorang muslim pada Rukun Islam haruslah melahirkan kesalehan sosialrnrnSejatinya buku ini hendak menegaskan beberapa poin berikut: Pertama, lebih dari 200 ayat, Al-Qur'an tidak menyebut langit kecuali dikaitkanrnrnlangsung dengan bumi. Kedua, tauhid mencakup ajaran dan perbuatan; iman selalu bergandengan dengan amal saleh.rnrnKetiga, sikap Islam tentang hubungan dunia dan akhirat merupakan sikap yang mendorong kaum muslim untuk selalu memadukan keduanya, tidak berpihak kepada salah satunya dengan mengorbankan yang lain (QS. Al-Qashash/28:77). Keempat, dalam pandangan Al-Qur'an manusia adalah makhluk bumi. Akan tetapi,rnrnberdasarkan penciptaan dan tugasnya, manusia terhubung dengan langit. Kelima, tercapainya kemaslahatan hamba merupakan tujuan syariat. Ada atau tidak adanya syariat bergantung pada ada atau tidak adanya kemaslahatan hamba.rnrnDari lima kenyataan ini kita dapat mengatakan bahwa sesungguhnya tidak ada garis pembatas antara hak-hak hamba dan hak-hak Allah. Islam tidak menghendaki umatnya taat secara ritual saja, tapi juga harus saleh secara sosial.
B01151 | 2x3 ABA k | (2x0) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain