Text
Indonesia Amnesia
Di balik peristiwa besar selalu tersembunyi peristiwa kecil yang acapkali terpinggirkan. luput perhatian. Begitu pun dalam kehidupan. Hanya hal-hal besar yang terliput dan dicatat media. Padahal, hal-hal kecil itulah yang sesungguhnya menyokong hadirnya peristiwa besar. Kita bisa belajar dan berefleksi dari yang kecil-kecil itu, karena dari situlah terkadang kita bisa menemukan kearifan, kebajikan, permenungan dan nilai-nilai kemanusian yang menyentuh nurani. Buku ini seperti kaca pembesar yang meneropong detil dari peristiwa-peristiwa kecil, tempat di mana kita berkaca dan menemukan kembali hakekat kemanusiaan kita.rnButet Kartaredjasa, aktor alias pengecer jasa aktingrnrnrnSebagai bangsa bekas jajahan banyak orang Indonesia mudah dilanda rasa rendah diri dan kurang percaya diri kolektif. Padahal sebelum adanya penjajahan penduduk Nusantara ini sudah menghasilkan berbagai bentuk kemajuan. Kumpulan tulisan yang ada dalam buku ini ingin mengingatkan kita bahwa rasa rendah diri dan kurang percaya diri itu harus segera dibuang jauh-jauh. Sejak tercapainya kemerdekaan ada banyak orang Indonesia yang berhasil mengukir prestasi luar biasa, baik dalam bentuk gagasan maupun dalam wujud benda-benda kasat mata. Dari Ibu Fatmawati hingga Uskup Albertus Soegijapranata. dari I Nyoman Masriadi sampai komunitas Tionghoa, semuanya telah menyumbangkan banyak hal yang tidak hanya membuat mereka dipuji di Indonesia, melainkan juga dikagumi di luar tanah air. Oleh buku ini kita diajak untuk kembali merasa bangga akan diri sendiri dan penuh percaya diri dalam menatap masa depan.rnRuskuru T. liur Jaya SJ. Dosen Sejarah, Universitas Sanata Dharma, YogyakartarnrnrnBuku ini mengingatkan kita bahwa bukan hal-hal besar yang membawa seseorang ke rumah sakit jiwa. Tapi peristiwa kecil, berangkai, berturut-turut. Sikap bangsa Indonesia yang mengabaikan peristiwa-peristiwa kecil tersebut membuat kita jadi amnesia. Padahal ibarat membangun katedral, masjid, pura, dan kelenteng, peradaban Indonesia itu disusun dari satu bata demi satu bata. Menghargai yang kecil, dengan demikian, berarti menegakkan peradaban, kemanusiaan, dan kelangsungan hidup bangsa. Buku yang sangat inspiratif!rnDr. Sukurili Rinukit, Analis Politik
B00168 | 959.8 BAL i | (900) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain