Text
Rakyatisme dan esai-esai lainnya
Salah satu perbedaan mencolok antara Orde Baru dan Orde Reformasi terletak pada cara penggunaan bahasa dalam kehidupan politik. Zaman Orde Baru adalah zaman yang eufemistis, amat berbeda dengan jargon-jargon bertenaga dan sering kasar dari Orde Lama maupun Orde Reformasi. Pada masa Orde Baru, orang kadang-kadang melakukan unjuk rasa: pada masa sekarang buruh berani "berdemonstrasi" dengan cara menutup jalan tol. Sebutan "Yang Mulia" dan "Paduka Yang Mulia" dihapuskan pada Zaman Orde Baru, tapi muncul sebutan baru "Bapak" atau "Ibu Tidak lagi terdengar sebutan akrab dari Zaman Perjuangan, "Bung" Meskipun demikian, itu berubah pada zaman yang lebih demokratis seperti sekarang ini, sejak "Pak Baye" (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) dan kemudian "Jokowi" (Presiden Joko Widodo).rnrnMenggabungkan semangat phronesis (kebijaksanaan praktis) dari Aristoteles dan sa cukupe, sa-penake, sa-butuhe (secukupnya, seenaknya, sebutuhnya) dari Ki Ageng Suryomentaraman, penulis mencoba menyikapi perubahan semangat zaman ini dalam berbagai tema."
B01552 | 814 ALO r | (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain