NonFiksi
Sejarah Nusantara : Kerajaan Islam di Nusantarara Hingga Akhir Masa Kompeni
Sanusi Pane yang dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan pada tanggal 14 November 1905 adalah seorang pujangga besar namun memilih jalan hidup yang sederhana.rnrnPada waktu bekerja di Balai Pustaka dia sering membiarkan jatah berasnya membusuk di gudang karena tidak diambil. Bahkan, selama bekerja dia tidak pernah mengurus kenaikan pangkatnya sehingga sampai pensiun pangkatnya tetap sama. Ketika presiden Soekarno akan memberikan Satya Lencana Kebudayaan kepadanya, ia menolak sambil mengatakan, Indonesia telah memberikan segala-galanya bagiku."rnrnDalam sastra Indonesia, Sanusi Pane dikelompokkan dalam sas- trawan "Angkatan Pujangga Baru." Namun Jika sastrawan mem- punyai kebebasan dalam menafsirkan suatu peristiwa, dan bukan pencatat peristiwa sejarah, maka Sanusi Pane melakukan keduanya, ia seorang penafsir peristiwa sekaligus pencatat peristiwa sejarah. la seorang sastrawan sekaligus sejarawan.rnrnSebagai sastrawan sekaligus sejara- wan, ia mampu menulis cerita fiksi berdasarkan data-data sejarah. Dalam buku Sandyakala Ning Majapahit, ia mendasarkan karyanya tersebut dari Serat Damarwulan dan cerita "Raden Gajah" yang terdapat dalam Pararaton.rnrnBuku Sejarah Nusantara yang kini ber- ada di tangan anda menjadi bukti kapa- sitasnya sebagai seorang sejarawan. Buku ini diakui sebagai karya sejarah yang langka pada zamannya."
B02584 | 2X9.6598 SAN s | (2X0) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain